Posted on: 15/05/2020 Posted by: RD Lucius Joko Comments: 0

Cuaca di Agats cerah. Siang hari ini, Selasa, 12 Mei 2020, kami merayakan anugerah hidup Pastor Antonius Tjokroadmodjo, Pr atau dikenal dengan sapaan akrab, Romo Tjokro. Hari ini Romo Tjokro berulang tahun ke-70. Bapak Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM memberikan wejangan singkat sebelum Romo Tjokro memotong tumpeng. “Usia tujuh puluhan merupakan anugerah terindah dari Allah seperti yang tertulis di Mazmur, ‘Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun (Mazmur 90:10)” Bapa Uskup mengajak Romo Tjokro dan semua yang hadir utk bersyukur. Romo Tjokro, pribadi sederhana. Saya mengenal Romo tahun 2011, saat menjalankan tahun pastoral di Paroki Santa Silvia Yamas. Pada akhir November 2011, saya jatuh pingsan di rumah biara OSC Atjs karena diserang malaria, Romo Tjokro mengangkat saya dan mencari Suster perawat mengobati luka di kening akibat terbentur di balok kayu besi. Saat Romo ke Warse, Oktober 2011 dan ke Paroki Ayam, April 2012, beliau mengajak saya menemaninya dalam perjalanan tourney itu.

Kalau saya diminta menyebutkan lima orang dekat yang berpengaruh pada hidup saya, saya akan menyebut Romo Tjokro sebagai salah satunya. Alasannya, “Romo Tjokro pribadi dina/miskin/sederhana”. Beliau dekat dengan umatnya, orang2 kecil dan sederhana. Suatu pagi di awal bulan Februari 2020, setelah Misa di Katedral, saya dan Romo berdiri cerita di depan gereja Katedral. Salah satu pemuda yang sedang mabuk datang dan minta doa. Romo mendoakan dan memberkatinya sambil memintanya pulang dan tidur. Saya bersyukur mengenal dan mengalami bimbingan Romo Tjokro.

Hari ini, saya bersyukur hadir pada ulang tahun ke-70 Romo Tjokro. Saat mau bersalaman, saya tanya: “Romo, saya boleh pegang tangan Romo kah?” Beliau jawab: “Saya biasa salaman dengan orang-orang di pasar juga” jawab Romo sambil kami bersalaman.

Selamat merayakan hari lahir Romo.

Tuhan Allah dan leluhur memberkati Romo.

Dormoooo

Leave a Comment