Posted on: 13/07/2020 Posted by: Ambrosius Bille Comments: 0

Keluarga Sejahtera dan Beriman dimulai dari Rumah. Jumat 10/7, Mgr. Aloysius Murwito, OFM bersama rombongannya melakukan pendataan umat di Kapi. Rombongan yang dimaksud adalah Komisi PSE, Komisi Komsos dan Wahana Visi Indonesia (WVI) sebagai mitra kerja keuskupan. Aktivitas pendataan itu berlangsung selama tiga jam mulai dari 10.00 hingga 13.00 WIT bersama beberapa umat yang ikut menghantar ke setiap rumah. Pendataan itu dilakukan untuk memperoleh informasi tentang jumlah rumah yang terdapat di desa yang bersangkutan, berapa jumlah kelompok keluarga dan anggota-anggotanya berdasarkan jenis kelamin. Aktivitas pendataan ini merupakan momen yang berharga karena ada kesempatan untuk berjumpa langsung dengan umat dan masyarakat di rumahnya masing-masing serta melihat dan mengenal keadaan mereka. Umat sungguh sangat bahagia dengan kehadiran gembalanya. Ketika masuk ke dalam satu rumah, Mgr. Murwito langsung diminta oleh keluarga untuk terlebih dahulu memberkati ukiran patung Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah ditahtakan pada tempat khusus di dalam rumah. Sang Uskup pun melayani mereka dengan memberkati patung-patung tersebut yang menjadi sarana bagi keluarga untuk semakin mendekatkan dirinya dengan Tuhan dan Bunda Maria. Tak hanya di rumah-rumah, tempat pendataan pun disesuaikan dengan keberadaan umat. Demi umatnya, Sang Uskup berupaya menyeberangi sungai dengan perahu untuk menjumpai umatnya yang sementara bekerja “pangkur sagu” di seberang sungai untuk kebutuhan makan sehari-hari. Inilah ungkapan cinta sang gembala kepada domba-dombanya yang mau mengunjungi, mengenal keadaan mereka, bercakap-cakap dan meneguhkan hati mereka agar terus bersemangat dan bahagia dengan pekerjaan mereka.

            Pendataan yang dilangsungkan tidaklah sia-sia. Seluruh masyarakat di desa Kapi akhirnya bisa diketahui jumlahnya. Saat ini dan ke depannya, diharapkan agar masyarakat bisa hidup lebih baik dan sejahtera. Hal terpenting yang diupayakan adalah setiap keluarga harus memiliki rumah masing-masing dan tidak tinggal bersama keluarga lain di dalam satu rumah. Setiap keluarga yang sudah memiliki rumah sendiri akan mempermudah aktivitas anggota keluarga seperti menanak makanan, bakar sagu, makan dan minum, bisa menjalin relasi antar anggota keluarga dan lain sebagainya dengan semakin lebih lebik sebagaimana yang diharapkan oleh gereja. Dengan demikian, keluarga sejahtera dan beriman haruslah dimulai dari rumah. Rumah tidak harus besar, beratap sengk dan berdinding papan namun yang penting sederhana dan dimiliki oleh setiap keluarga, demikian harapan Sang Uskup sebagai gembala bagi domba-dombanya.

Leave a Comment