Jumat, 14 Mei 2021 Bapa Uskup melakukan kunjungan silaturahmi ke beberapa saudara muslim di sekitar kota Agats. Kunjungan-kunjungan seperti ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Beliau. Hampir setiap tahun Beliau melakukan kunjungan pada saat Hari Raya Lebaran. Dampak dari pandemi memang membuat tradisi kunjungan pun harus sedikit bergeser dan berubah dalam keterbatasan. Dalam kunjungan kali ini Beliau ditemani oleh Pastor Lucius Joko, Suster Emma FSGM dan juga Babe Marjono. Meskipun saat itu sedang hujan rintik tetap tidak menyurutkan hasrat untuk melakukan perjumpaan.
Kediaman Ibu Dewi Lingga menjadi tujuan pertama dari Beliau. Ibu Dewi merupakan pegawai pemda kabupaten Agats. Ibu Dewi ada di Agats sejak tahun 1996. Ia seorang Antropolog yang juga telah banyak menulis buku-buku yang secara umum bercerita tentang Masyarakat dan Perempuan Papua. Ibu Dewi sangat senang dan bersukacita menerima kunjungan kali ini. Beliau banyak bercerita tentang dua anak gadisnya yang masing-masing akan melanjutkan sekolah tingkat tinggi di Perancis dan juga di Korea.
Selanjutnya, Bapa Uskup beserta rombongan melanjutkan kunjungan ke kediaman Ibu Lusi. Ibu Lusi adalah seorang aktivis Gereja Kristus Raja Mbait dan juga seorang guru. Suaminya bernama Bapak Arif S. Seorang muslim yang juga guru dimana rasa persaudaraannya dengan gereja sangat tidak asing lagi. Perjumpaan ini begitu dipenuhi sukacita lewat cerita-cerita yang serius maupun sedikit humor. Terlebih, rombongan juga disuguhi makan bakso urat yang mencium aromanya saja sudah sangat menggoda.
Tak terasa hari sudah menjelang sore, akhirnya Bapa Uskup memutuskan untuk mengunjungi satu kediaman lagi yaitu kediaman Bapak Ustad Zainuddin. Saat rombongan Bapa Uskup tiba, Ustad Zainudin sesungguhnya baru saja mau pergi untuk urusan di Masjid. Tetapi, Beliau mengurungkan niatnya sembari berkata: “Wah Bapa Uskup biasanya beri kabar dulu kalo mau datang..ini tiba-tiba sekali..” Bapa Uskup pun menjawab dengan senyuman saja. Keluarga Ustad Zainuddin cukup ramah sekali menerima rombongan Bapa Uskup. Bahkan mereka berniat menyiapkan hidangan santap siang khas lebaran untuk rombongan. Penuh canda dan tawa percakapan yang terbangun antara Bapa Uskup dan juga Ustad Zainuddin. Sikap saling mendukung dan menghormati begitu terasa.
Peristiwa kunjungan bisa jadi menjadi persitiwa yang sangat biasa bagi setiap orang. Tetapi, perjumpaan itu akan menjadi peristiwa yang luar biasa di saat perjumpaan itu sungguh semakin menghadirkan sukacita bagi yang mengunjungi atau pun yang dikunjungi. Hal ini juga menjadi refleksi sesuai dengan seruan Bapa Paus Fransiskus dalam Hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 yang akan Gereja rayakan pada 16 Mei 2021 mendatang. Tema yang diangkat adalah “Datang dan Lihatlah, Berkomunikasi Dengan Menjumpai Orang Lain Apa Adanya” Kita semua dipanggil menjadi saksi kebenaran: untuk pergi, melihat dan berbagi.
Perjumpaan Bapa Uskup dan rombongan menjadi wujud bagaimana berkomunikasi dengan orang lain apa adanya, tanpa harus menutupi identitas diri sebagai orang Katolik, tanpa topeng, tanpa basa-basi dan sebagainya. Perjumpaan ini membawa sukacita karena perjumpaan ini adalah wujud kita yang dipanggil sebagai saksi-saksi kebenaran telah berani untuk pergi, untuk melihat dan akhirnya berbagi. Hidup kita, pikiran kita, waktu kita, tenaga kita, cerita kita, perhatian kita dan sebagainya yang ada di dalam diri kita adalah sesuatu yang sungguh bisa kita bagikan kepada siapa saja dengan apa adanya.
Dormom
RDLJ