Diakon Ambrosius Warasaman Bille
KOMSOS AGATS – Dalam komunitas gereja Katolik, muncul berbagai kegiatan dan karya dilakukan melalui kelompok kelompok doa. Kita bersyukur bahwa gereja memiliki berbagai macam kelompok doa sebagai kekayaan rohani. Tetapi kadang kadang kita terlalu aktif dalam kegiatan Kelompok kelompok doa ini sampai kita mengidolakan doa itu atau kita mengidolakan kegiatan itu. Sampai sampai kita lupa pada Ekaristi.
Seringkali juga kita tidak mau mengikuti perayaan Ekaristi atau tidak hadir mengikuti perayaan misa karena berbagai macam alasan. Ada yang mengatakan koor tidak begitu bagus, ada yang menyebut khotba pastor tidak menarik dan sebagainya.
Namun Pada Minggu (2/6/2024), umat Katolik di seluruh dunia secara bersama-sama merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Sebuah Peringatan yang disebut dengan Corpus Christi yang dirayakan untuk menghormati sakramen ekaristi atau perjamuan kudus.
Ekaristi sesungguhnya merupakan perayaan yang menyelamatkan. Diantara semua bentuk kekayaan doa dalam Gereja, Ekaristi menjadi pusat, sumber dan puncak keselamatan dan kehidupan Kristiani karena di dalamnya terkandung seluruh kekayaan rohani Gereja, yaitu Kristus sendiri.
Ekaristi diciptakan dan dilakukan oleh Yesus sendiri. Pada perjamuan malam terakhir, Yesus menetapkan Ekaristi sebagai tanda kenangan akan misteri paskahNya. Dalam setiap perayaan ekaristi, peristiwa paskah tersebut kembali dihadirkan serta dirayakan dalam kehidupan Gereja.
Injil menceritakan bahwa suatu hari sebelum memberikan nyawa-Nya untuk semua orang, Tuhan Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada murid-murid-Nya sambil berkata: “Ambil dan makanlah. Ini tubuhku.” Kemudian, sambil mengambil cangkir itu, dia memberikannya kembali kepada murid-muridnya dan berkata kepada mereka: “Ini darahku, minumlah.”
Yesus juga memerintahkan mereka: “Lakukan ini sebagai peringatan akan Aku”. Oleh karena itu, ia menetapkan Sakramen Ekaristi sebagai Peringatan. Sehingga Kristus hadir seluruhnya dalam Sakramen Mahakudus di Altar, dalam segala bagian dan partikelnya, bersama Tubuh dan Darah-Nya dengan Jiwa dan Keilahian.
Diakon Ambrosisus menjelaskan, perayaan Hari Raya Tubuh dan Kristus ini sangat penting karena perayaan ini membantu mengingatkan umat Allah akan pentingnya Sakramen Ekaristi dimana tubuh dan darah Kristus sebagai santapan rohani untuk kehidupan dan sumber kekuatan bagi umat Allah.
Dalam ekaristi, Kristus hadir secara nyata dan substansial. Di dalamnya Kristus Tuhan dihadirkan, dipersembahan, dan disantap, serta melaluinya Gereja selalu hidup dan berkembang. Tubuh, Darah, Jiwa, dan ke-AllahanNya nyata hadir dalam rupa roti dan anggur. Substansi roti dan anggur lenyap dan digantikan dengan kehadiran Yesus.
Umat yang terkasih, cintailah Ekaristi. Anda boleh aktif dalam doa doa pribadi, dalam doa doa kelompok dan kegiatan kerohanian lainnya tetapi jangan lupa Ekaristi.Terlepas dari koor yang tidak bagus, khotba pastor yang tidak menarik, terlepas dari pastor yang tidak anda idolakan tetapi kalau anda mau mengalami dan berjumpa dengan Kristus secara pribadi, bersatu bersama Kristus, datang lah dan ikutlah perayaan Ekaristi.
“Tuhan memberkati kita semua” tutup Diakon dalam Homilinya.