Selasa. 16 Juni 2020.
- 1 Raja- raja. 21:17-29.
- Mazmur. 51:3-4.5-6a.11.16.
- Matius. 5:43-48.
Menjadi murid Yesus yang setia, tidaklah mudah oleh karena sabda- Nya amat berlawanan dengan kebiasaan manusia.
Yesus berkata kepada murid -murid -Nya : kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.
Saya amat yakin sebagian besar umat katolik termasuk saya sulit mengasihi musuh-musuh kita. Kita lebih banyak mengasihi orang yang mengasihi kita dan membenci orang yang bersalah kepada kita. Akan tetapi, Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi musuh -musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kalian, maka saya berusaha dengan bantuan Roh Kudus melaksanakan perintah Yesus.
Dulu saya amat marah dan jengkel kepada bapa saya karena ia sering mabuk dan membuat kacau di rumah sehingga saya sebagai anak nya, malu dan nyaris tidak lanjut studi ke Seminari Tinggi. Hal inilah yang membuat
saya sulit memaafkannya, namun suatu saat saya berpikir bahwa kalau saya marah dan benci kepada bapak saya terus menerus, tentu ia tidak akan berubah dan masalah tidak akan berakhir.
Saya berpikir bahwa biar bapak saya pemabuk tetapi dia adalah bapak saya. Karena dia dan ibu membangun keluarga, maka saya bisa ada di dunia ini.
Saya mulai merubah cara pandang saya dan berusaha mengasihi bapak saya dan selalu berdoa baginya supaya ia berubah ke jalan Tuhan. Saya mengajaknya ke Asmat dan tinggal bersama saya satu bulan di Paroki Roh Kudus Bayun tahun 2005.
Setelah hidup bersamanya sebulan, kemudian bapak saya kembali ke kampungku di Tanimbar. Ia mengalami perubahan dalam hidupnya. Ia perlahan-lahan mengurangi mengkonsumi minuman beralkohol dan hidup lebih baik dengan ibu saya sampai Tuhan Yesus menjempunya kembali kepada Bapa di Surga pada tanggal 9 April 2009.
Saya mampu melakukan Sabda Tuhan Yesus ini oleh karena saya mohon kepada Roh Kudus untuk membantu saya mengasihi bapak saya sebagai tanda cinta saya kepada Tuhan dan berusaha melaksanakan SabdaNya sebagai tanda bahwa saya
mau menjadi anak Allah Bapa di Surga sehingga saya harus berusaha menyerupai kesempurnaan Bapa di Surga.
Saya amat yakin. Tuhan memilih saya dan anda menjadi nabi pada zaman ini, maka marilah kita bersaksi tentang kemuliaan- Nya dan berani seperti nabi Elia menyatakan kebenaran Allah kepada yang hidupnya tidak sesuai ajaran Tuhan Yesus dan Allah Bapa.
Tuhan Yesus memberkatimu sekeluarga agar mampu mengasihi musuh-musuh ( orang yang melukai hatimu) dan berdoa bagi mereka.
Rd. Paul Buarlele, imam Keuskupan Agats – Papua.
Amin Romo, terima kasih untuk berkat dan sharing pengalamannya. Salam sehat selalu Mo, Gbu
Amin,,,,terima kasih pastor untuk renungannya.
Terima kasih untuk Firman & sharing Dari Pastor Paulus. Semoga Pastor Paulus tidak pernah lelah untuk mengajarkan kepada kami akan Firman Tuhan.