Semangat Pagi dari Timur Indonesia
Minggu Paskah A/VI
Gelisah, takut, bingung, bimbang, cemas dan khawatir adalah situasi yang dialami oleh para murid sebelum Yesus naik ke surga. Namun dalam amanat perpisahan-Nya sesungguhnya Yesus memberikan kekuatan yang begitu hebat. Ia dan Bapa-Nya akan datang jika para murid sungguh mengasihi-Nya, dan kasig tersebut terwujud saat para murid melakukan perintah-Nya. Yesus juga menjanjikan Roh Kudus, Roh Penghibur yang akan terus menyertai dan memberikan pemahaman tentang apa yang telah Yesus wartakan. Terakhir, Yesus memberikan damai sejahtera dan sukacita. Para murid dan jemaat perdana memahami amanat perpisahan ini sehingga terus berani dan yakin menjadi saksi-saksi iman akan Kristus tanpa kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran. Bagaimana dengan diri kita?
Saudaraku, jika kita tidak mampu lepas dari segala kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran, bisa jadi kita tidak sungguh memahami dan melakukan amanat perpisahan dari Yesus. Ada beberapa hal yang bisa jadi kurang tepat kita jalani selama ini. Pertama, kita berjuang dan berusaha hidup dalam kebaikan dan kebenaran karena perintah Yesus, tetapi dengan harapan hidup kita semakin dikasihi oleh Allah, dengan harapan cinta Allah semakin besar dan bertambah bagi hidup kita. Kita mendikte Allah lewat tindakan baik dan benar kita. Motivasi kita berbuat baik dan benar bukan karena kita mengasihi Yesus tetapi cinta diri melalui kalkulasi untung rugi dengan Tuhan. Maka hiduplah dalam kebaikan dan kebenaran karena kita mengasihi Yesus. Kedua, kita telah diberi Roh Kudus tetapi cenderung hidup mengandalkan kekuatan diri sendiri yang terbatas, bukan mengandalkan dan selalu berserah total pada kekuatan Roh Kudus. Hal ini membuat kita sulit untuk memahami rencana dan kehendak Allah dalam hidup kita. Ketiga, kita selalu sibuk mencari dan mengejar kemuliaan hidup di dunia yang menjanjikan damai sejahtera dan sukacita. Saat damai sejahtera dan sukacita tidak hadir dalam hidup ini, kita mulai mengeluh dan menyalahkan situasi di luar diri kita, bahkan Allah juga kita salahkan. Kita tidak menyadari bahwa kitalah yang seharusnya menciptakan dan menghadirkan damai sejahtera dan sukacita itu dalam keadaan dan situasi apapun. Kita adalah duta-duta damai dan duta-duta sukacita bagi kehidupan.
Saudaraku, kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran hendaknya tidak lagi ada dalam hidup kita karena kita sungguh mengasihi Yesus dan melakukan perintah-Nya, mengandalkan dan berserah penuh pada kekuatan Roh Kudus sehingga semakin memahami rencana dan kehendak Allah, serta selalu menjadi duta damai dan sukacita yang menciptakan dan menghadirkan damai sejahtera dan sukacita di manapun, kapanpun dan kepada siapapun.
Tuhan memberkati.
Jangan lupa bahagia
Jangan lupa tersenyum
Jangan lupa berdoa
RDLJ
Amin