Laporan: RD Lucky Lega Sando
KOMSOS AGATS – Jaringan Caritas Indonesia menggelar Pertemuan Tahunan bersama wilayah Regio Makassar, Ambon, Manado (MAM ) dan Lima Keuskupan Regio Papua yang membahas Tanggap Darurat dan Pengurangan Risiko Bencana.
Pertemuan ini diawali dengan misa yang dipimpin Mgr. Benedictus Rolly Unt, MSC bersama Ketua Pengurus Caritas Indonesia, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ yang berlangsung di aula SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon (Losnito) Sulewasi Utara. Selama lima hari. ( 3 – 7 Juni 2024).
Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, Pastor Fredy Rante Taruk menjelaskan, jaringan Caritas Indonesia adalah bagian dari gerakan Gereja Katolik yang menghimpun 37 keuskupan yang dilayani untuk memperkuat gerakan pelayanan kemanusiaan global.
Caritas Indonesia aktif dalam berbagai respon kemanusiaan, mulai dari penanganan bencana, kemiskinan, perubahan iklim, korban pekerja migran, hingga masalah kesehatan dan sosial lainnya.
“Pelayanan prioritas kami adalah menjangkau masyarakat kecil, lemah, miskin, terpinggirkan, dan difabel,” ungkap Pastor Fredy, yang dilansir dari Tribunmanado.Selasa (3/6/2024).
Terhadap pandangan umum
rapat, telah dirumuskan sejumlah hal yang menjadi mandat Caritas, salah satunya dalam penanggulangan bencana dengan mengusung pesan: “Selamatkan nyawa, kurangi risiko, dan bangun kembali komunitas” menjadi dasar bagi Caritas Indonesia bersama keuskupan untuk menghadirkan layanan tanggap darurat yang efektif.
Berdasarkan Renstra Caritas Indonesia Tahun 2023-2027 yang dibuat bersama antara Caritas Indonesia dan PSE-Caritas Keuskupan, tanggap darurat yang efektif dapat terlaksana dengan pendekatan: 1). Mengembangkan strategi tanggap darurat dengan fokus pada tanggap darurat bersama, 2). Mengembangkan dan melaksanakan SOP Tanggap Darurat yang relevan dan kontekstual, 3). Manajemen Relawan, 4). Terlibat aktif dengan aktor kunci lembaga kemanusiaan, 5). Gerakan Paroki Tangguh, dan 6). Memberikan dukungan dan perlindungan menyeluruh bagi orang-orang yang terdampak bencana dan konflik dalam membangun ketangguhan dan martabat pada masa tanggap darurat.
Pertemuan Regio MAM – Regio Papua memberikan perhatian khusus pada tanggap darurat yang terkoordinasi dengan mekanisme tanggap darurat yang dibagun bersama dengan berbagai pihak di keuskupan. Mekanisme tanggap darurat membantu Caritas-PSE keuskupan dalam menghadirkan layanan kemanusiaan yang berkualitas dan tepat waktu.
Selain mendorong SOP Tanggap Darurat, penguatan kapasitas relawan sampai di tingkat paroki juga menjadi pilar utama dalam membangun ketangguhan sampai di tingkat paroki. Relawan memiliki peran yang besar dalam tanggap darurat. Oleh karenanya penguatan kapasitas relawan dan membangun jaringan relawan di tingkat paroki menjadi prioritas.
Berdasarkan evaluasi, pelayanan Caritas-PSE di Regio Papua belum dapat dilaksanakan dengan maksimal. Hal ini dikarenakan sistem, tata kelola dan struktur kelembagaan belum tertata dengan baik. Caritas Indonesia diharapkan dapat mendorong para pimpinan keuskupan agar dapat memberikan perhatian dalam karya Caritas-PSE di keuskupan masing-masing.
Peretemuan ini merekomendasikan agar
Wilayah Regio MAM – Regio Papua memiliki tingkat bencana yang tinggi memerlukan pendekatan berbasis lokal dengan memperkuat paroki yang menjadi ujung tombak dalam karya kemanusiaan. Diperlukan upaya kolaboratif antara keuskupan, kevikepan/dekanat, tarekat/konggregasi, kelompok kategorial dan berbagai pihak untuk menciptakan layanan kemanusiaan yang efektif.
Langkah-langkah konkret yang menjadi prioritas di Regio Regio MAM – Regio Papua antara lain, membangun dan mengembangkan SOP Tanggap Darurat dengan melibatkan berbagai pihak terkait dalam keuskupan dan Peningkatan kapasitas tanggap berkelanjutan bagi relawan tanggap darurat di paroki.
Diketahui, dalam pertemuan Caritas Indonesia tersebut, Keuskupan Agats mengutus Ketua Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) , Pastor Lucky Lega Sando, Pr, Ketua Komisi Pebangunan Sosial Ekonomi, Aji Sayekti dan Peter Sarkol sebagai anggota PSE.