“Keuskupan kita meluncurkan radio yang diberi nama radio Fu, yang artinya memanggil dengan suara yang lebih lantang dan lebih keras,” ucap Mgr. Aloysius Murwito, Uskup Agats. Nama dan elemen gambar pada logo diambil dari “Fu”, sebuah alat musik tradisional masyarakat Asmat berbentuk tabung yang terbuat dari kayu. Ketika ditiup, fu akan mengeluarkan suara seperti siulan bernada rendah, mengisyaratkan panggilan untuk berkumpul untuk masyarakat Asmat.
Peresmian Fu FM, mengambil tempat di kantor radio Fu, di belakang Aula Pusat Pastoral Keuskupan Agats. Dimulai dengan ibadat sabda yang dipimpin Mgr. Murwito, acara dihadiri sekitar 100 orang, mulai dari pejabat daerah, polisi, umat dan masyarakat Agats, imam, biarawan/ti, dan Mgr. Aloysius Sutrisnaatmaka, MSF, Uskup Palangkaraya. Pada khotbahnya, Mgr. Murwito menegaskan bahwa radio ini didirikan sebagai bentuk jawaban untuk kebutuhan pastoral di tanah Asmat. “Masyarakat kita (Asmat) kebanyakan masih memiliki cara yang kuat untuk mengenal segala sesuatu dengan mendengar,” ujar Mgr. Murwito.
Ibadat sabda dilanjutkan dengan pemercikan air suci untuk kawasan kantor Radio Fu, sekaligus dua bangunan baru Keuskupan Agats: Taman Baca dan Gudang Komisi PSE. Setelah itu, rombongan tamu yang mencakup Bupati Asmat, Elisa Kambu, Wakil Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo, Sekda Asmat, Bartolomeus Bokoropces, Kapolres Asmat, AKBP Andi Yoseph Enoch, dan Mgr. Aloysius Sutrisnaatmaka, diajak berkeliling kantor radio Fu. Acara hari itu ditutup dengan ramah tamah di Aula Pusat Pastoral Keuskupan Agats, bersama rombongan tamu pesta jubileum 50 tahun Keuskupan Agats yang sudah tiba lebih dulu.
Pemilihan radio sebagai media keuskupan dinilai cocok, mengingat keterbatasan transportasi dan distribusi bila menggunakan media cetak; ditambah lagi akses jaringan internet yang masih sangat terbatas, khususnya di paroki dan stasi. Ke depannya, Mgr. Murwito berharap radio ini dapat menjangkau bukan hanya kota Agats, tapi juga seluruh paroki dan stasi di wilayah keuskupan ini. “Sekarang ini, radio Fu bisa didengar di wilayah kota Agats dan Ewer,” ujar RD Lucius Joko, imam projo Keuskupan Bogor yang bermisi sebagai Direktur Radio Fu sekaligus Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agats kepada Majalah HIDUP.
NB: Tulisan ini dimuat di Majalah Mingguan HIDUP edisi 51 (15 Desember 2019).