Renungan Harian, Rabu 25 Agustus 2021
Pekan Biasa XXI
Bacaan : 1 Tes 2:9-13
Bacaan Injil : Mat 23:27-32
“Demikianlah pula kalian, dari sebelah luar nampaknya benar, tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”
Para saudaraku yang terkasih.
Beberapa waktu lalu, seorang ibu datang ke pastoran dan meminta waktu untuk menceritakan kisah hidupnya. Dengan wajah dan mimik muka sedih, sang ibu bercerita bahwa kehidupan rumah tangganya sedang diambang kehancuran. Ia dan suaminya meskipun tinggal bersama tapi sudah tidak tidur bersama (pisah ranjang). Alasan utama keretakan dalam rumah tangganya adalah kerena masalah ekonomi dimana sang suami tidak pernah memberikan gajinya secara utuh kepada si ibu. Akan tetapi, saya menangkap ada sesuatu yang disembunyikan dalam persoalan ini. Setelah diberikan beberapa pertanyaan barulah kemudian terungkap bahwa penyebab utama keretakan dalam rumah tangga mereka adalah karena hadirnya orang ketiga. Si ibu akhirnya mengaku bahwa suaminya selingkuh dengan wanita lain. Sebagai seorang pastor paroki saya hanya memberikan beberapa nasihat rohani kepada si ibu dan meminta dia untuk menyerahkan segala pergumulannya kepada Tuhan. Beberapa waktu kemudian barulah diketahui bahwa ternyata bukan suami si ibu yang berselingkuh melainkan si ibulah yang berselingkuh dengan pria lain.
Kisah si ibu di atas menjadi contoh bagaimana seseorang menjadi munafik dalam kehidupannya sekaligus menjadi gambaran sikap manusia dewasa ini. Banyak di antara kita yang mencoba bersikap baik dihadapan banyak orang agar dihargai dan diperhatikan padahal ada niat kurang baik yang terselubung di dalamnya. Banyak orang datang beribadat di gereja agar dinilai sebagai orang beriman sejati padahal dalam kehidupan nyata masih membenci dan bermusuhan dengan sesamanya. Ada juga yang berpura-pura terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial tapi ujungnya-ujungnya ingin mencari pujian dan penghargaan.
Kecaman Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat kiranya menjadi kecaman juga bagi kita sekarang ini. Yesus mau mengingatkan kita bahwa menjadi orang baik tidak perlu berpura-pura dan menjadi munafik. Jika kita ingin beribadat kepada Tuhan, maka beribadatlah sebagaimana orang kristiani sejati beribadat. Jika kita ingin membantu sesama kita yang berkekurangan, maka bantulah mereka dengan semangat bela rasa bukan untuk mencari pujian dan penghargaan. Jika kita ingin kehidupan keluarga kita bahagia, maka jujurlah dan terbukalah satu sama lain agar tidak ada masalah yang disembunyikan. Berhentilah menjadi munafik karena Tuhan menciptakan kita baik adanya dan tidak pernah menginginkan kita binasa karena kemunafikan kita.
Mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, apakah saya ini termasuk pribadi yang munafik yang diluar tampak baik tapi di dalam seperti kotoran ataukah saya ini pribadi yang jujur yang melakukan segala sesuatu sesuai dengan kata hati kita. Mari kita berserah pada Tuhan yang memampukan kita menjadi orang-orang baik tanpa kepura-puraan. Tuhan memberkati kita!!