Posted on: 20/04/2022 Posted by: RD Lorenz Kupea Comments: 0
Keuskupan Agats

RENUNGAN HARIAN – KAMIS, 21 APRIL 2022

HARI KAMIS DALAM OKTAF PASKAH

Bacaan I : Kis 3:11-26

Bacaan Injil : Luk 24:35-48

Kamu adalah Saksi dari Semuanya ini

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang peristiwa penampakan Yesus kepada murid-muridNya. Ketika para murid sedang bercakap-cakap mengenai peristiwa penampakan Yesus kepada dua murid dalam Perjalanan ke Emaus, Yesus hadir dan memberikan salam damai kepada mereka. Peristiwa ini membuat para murid ketakutan dan menyangka bahwa Yesus adalah hantu. Tetapi Yesus menepis ketakutan dan keraguan mereka dengan menyuruh mereka meraba dan melihatnya lebih dekat.

Peristiwa Kematian Yesus tentu membawa kekecewaan yang mendalam dihati para murid yang mengikutinya dengan setia. Mereka tidak menyangka bahwa pribadi yang begitu mereka kagumi dan hormati harus menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Para murid sesungguhnya belum mengerti apa yang harus dialami oleh Yesus bahwa Ia harus menderita sengsara dan wafat di atas kayu salib lalu kemudian dibangkitkan pada hari yang ketiga.

Peristiwa Kematian Yesus membuat para murid takut untuk tampil di depan umum dan mewartakan ajaran-ajaran Yesus. Mereka bahkan harus bersembunyi agar tidak mendapatkan penganiayaan dari orang-orang yang tidak menerima ajaran Yesus. Akan tetapi dengan peristiwa kebangkitanNya, Yesus mengajak para murid untuk keluar dan menjadi saksi kebangkitanNya.

Saudaraku terkasih…

Sabda Yesus hari ini mengajak kita semua untuk memaknai perayaan Paskah dengan menjadi saksi kebangkitanNya. Menjadi saksi berarti menjadi pribadi yang mewartakan kabar sukacita kebangkitan kepada semua orang melalui tutur kata dan tindakan kita. Kita tidak perlu melakukan sesuatu hal yang besar dan luar biasa dalam bersaksi tetapi mulailah dengan hal-hal yang kecil dan sederhana terutama dalam lingkup keluarga kita masing-masing. Kita menjadi saksi dalam keluarga ketika kita mampu mencintai dan menghargai sesama anggota keluarga dan menjalin komunikasi dan pengertian yang baik satu sama lain. Suami mencintai Istri dan anak-anak, Istri mencintai Suami dan anak-anak dan Anak-anak mencintai orangtuanya. Jika hal ini mampu untuk dilakukan maka sesungguhnya kita telah menjadi saksi kebangkitan. Di sisi lain, menjadi saksi kebangkitan berarti menjadi pribadi yang diperbaharui. Kehidupan kita yang lama ditinggalkan dan mengenakkan kehidupan yang baru dalam terang kebangkitan. Dengan kata lain, menjadi saksi berarti berani merubah diri dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna dan mulai mengejar kehidupan baru di dalam Kristus. Ajakan Yesus “Rabalah dan Lihatlah” menuntun kita agar lebih dekat lagi dengan Yesus dan mengenalnya lebih dalam sehingga tidak ada lagi ketakutan dan keraguan dalam diri kita. Jika kita sudah sungguh-sungguh mengenalnya dengan baik, maka saatnya untuk menjadi saksi kebangkitanNya kepada siapa saja yang kita jumpai. Selamat merayakan Pesta Paskah, Tuhan memberkati kita. (RDLK)

Leave a Comment