Ratusan umat stasi St. Petrus dan Paulus As-Atat bergembira ria mengikuti proses persemian Pastoran yang dikemas dalam Perayaan Ekaristi Minggu Paskah kedua, hari minggu Kerahiman Illahi (16/04). Misa Konselebrasi dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM bersama Pastor Ewaldus Pr. (Sekretairs Eksekutif Komisi PSE KWI), Pastor Atanasius Finyain, Pr. (Pastor Paroki Malaikat Gabriel Kapi), Pastor Apriyanto Bria, Pr. (Pastor Stasi St. Petrus & Paulus As-Atat), Pastor Moses Amizet, Pr. (Pastor Rekan Paroki Malaikat Gabriel Kapi), dan Pastor Miller Senduk MSC (Ketua Komisi PSE Regio Papua).
Dalam perayaan ekaristi kudus ini hadir Ibu Maryke (perwakilan kelompok donatur pembangunan pastoran stasi As-Atat), Komisi PSE KWI, Komisi PSE Keuskupan Agung Merauke, Komisi PSE Keuskupan Timika, Komisi PSE Keuskupan Agats, WKRI Pusat (Ibu Justina Rostiawati, dkk), serta Kelompok Karismatik Keuskupan Agats.
Proses peresmian tersebut ditandai dengan pemberkatan Pastoran stasi St. Petrus & Paulus As-Atat oleh Mgr. Alo didampingi Pastor Atan, Pastor Yanto dan Pastor Moses yang menjadi bagian didalam Perayaan Ekaristi kudus ini.
Dalam homili, Mgr. Alo mengajak umat untuk berpikir dan berusaha untuk menemukan sebuah arti/sebuah nilai dari sebuah peristiwa. Juga Mgr. Alo berpesan kepada umat, agar dapat mencontoh Tuhan Yesus yang mengajarkan pada setiap kita, supaya kita ini menjadi orang yang murah hati, orang yang tidak hanya pikir mengenai kepentingannya sendiri, tetapi harus ikut memikirkan saudara-saudaranya. Juga umat diajak untuk menyadari bahwa Tuhan Yesus mempunyai hati seperti laut yang tidak habis-habisnya, selalu ada air, cinta-Nya itu bagaikan samudra, tidak habis-habisnya, tidak terbatas, juga tidak memikir-mikirkan, menimbang-nimbang siapa orang ini, semua mau dicintai, dikasih-Nya, termasuk orang-orang yang berdosa berat. Maka didalam Tuhan Yesus ada harapan. Tuhan Allah begitu baik, maka kebaikannya itu berlangsung terus-menerus dan itu diteruskan melalui gereja-Nya, melalui umat-Nya, melalui saudara-saudari kita yang bisa membantu kita. Mgr. Alo juga mengajarkan cara Yesus menghadapi masalah-masalah, cara Yesus adalah mencoba mendengar, mencoba tenang, mencoba menghadapi dengan tidak emosional – dengan sabar, dengan duduk bersama, dengan penuh persaudaraan melihat masalahnya seperti apa, dan bukan dengan emosi-emosi, bukan dengan kekerasan. Bapa Uskup juga menegaskan bahwa saluran cinta Tuhan diteruskan sampai sekarang ini melalui berbagai macam tindakan-tindakan cinta kasih yang kita terima dari berbagai pihak. Mgr. Alo juga menegaskan tentang hidup dalam persekutuan cinta kasih. Kita bersyukur bahwa kita ini dipanggil oleh Tuhan hidup didalam persekutuan cinta kasih. Murid-murid yang pertama itu membentuk sebuah kelompok yang namanya persekutuan, lalu memberikan kesaksian tentang kebangkitan, disampaikan kepada banyak orang. Dengan percaya kepada para murid, lalu mereka bergabung, persekutuan itu semakin besar, dan mereka tekun dalam persekutuan itu. Persekutuan itu dibesarkan, ditumbuhkan, dikembangkan melalui doa-doa yang mereka tekuni, melalui ekaristi yang mereka rayakan, dan semangat berbagi satu dengan yang lain, tidak ada orang yang pikir dirinya sendiri tetapi selalu memiliki semangat berbagi. Ini juga diajarkan juga oleh tete moyang kita di Asmat ini dan kita teruskan, Tuhan Yesus meneruskan apa yang telah diberikan oleh nenek moyang kita. Untuk itulah kehidupan dalam persekutuan kita ini, bisa mewujudkan persekutuan cinta kasih yang menjadi wujud nyata dari gambaran Tuhan Allah kita yang maha rahim.
Sebelum berkat penutup, dilanjutkan dengan acara seremonial sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Mgr. Alo. Dalam sambutan, Mgr. Alo mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Maryke dan kawan-kawan yang setia memberikan perhatian terhadap anak-anak sedemikian rupa sehingga anak-anak lebih sehat. Bapa Uskup juga mengingatkan bahwa As-Atat beberapa tahun yang lalu adalah kampung yang terisolir, kampung yang kurang mendapat perhatian. Tetapi sejak tahun 2018, sejak peristiwa gizi buruk, As-Atat mendapatkan perhatian dari banyak pihak, sehingga ini membawa berkat bagi kita semua. Bapa Uskup mengajak umat untuk memanfaatkan pekarangan, mendorong Komisi PSE agar meteruskan usaha-usaha untuk menyadarkan masyarakat supaya menanam tanaman-tanaman sayur-mayur di sekitar pekarangan bahkan membuka kebun serta mengajak umat untuk meningkatkan mutu makanan yang lebih baik. Mgr. Alo mengingatkan agar berbagai pihak yang ada, perlu menyediakan timbangan supaya mulai tanggal ini ditimbang anak, dan 2 bulan – 3 bulan kemudian ditimbang lagi untuk melihat bagaimana perkembangan anak. Bapa Uskup mengingatkan para Dewan Stasi setempat, agar memperhatikan fasilitas-faslitas gereja agar tetap memadai dari waktu ke waktu. Bapa Uskup juga mengucapkan terimakasih kepada Komisi Sosial-Ekonomi yang kebetulan hari-hari ini rapat komisi sosial ekonomi tingkat regio yang dihadiri oleh komisi sosial ekonomi tingkat konferensi para Uskup di Jakarta.
Bapa Uskup menegaskan bahwa pelayanan sosial ekonomi itu tetap kami anggap penting. Tetapi kalau yang kami rasa penting ini, tidak mendapat tanggapan dari umat, maka usaha itu tidak akan menghasilkan secara maksimal bahkan barangkali akan sia-sia. Sebuah upaya-upaya pembangunan hidup ekonomi kita, hanya akan mengalami kemajuan kalau mendapatkan tanggapan-kerjasama dari masyarakat sendiri, dari umat sendiri. Bapa Uskup juga mengaskan bahwa dibutuhkan perubahan sikap dari umat semua. Kamu harus rajin berkebun. Usaha-usaha dari komisi sosial-ekonomi hendaknya mendapatkan sambutan dengan menanggapi secara penting, menanggapi dengan sungguh-sungguh dari hati untuk keluarga-keluarga umat. Bapa Uskup juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang memperlancar pertemuan pada hari ini, banyak tamu tetapi semua tercukupi. Juga Bapa Uskup menyampaikan terimakasih kepada tuan rumah, Pastor Yanto-Pastor stasi-pastor rekan di sini. Bapa Uskup juga berharap agar semua Kerjasama ini bisa diteruskan pada hari-hari yang akan datang.
Sambutan kedua oleh Ibu Maryke. Dalam sambutannya, ibu Maryke mewakili 38 anggota ‘bubur kacang hijau’ menyampaikan terima kasih kepada Bapa Uskup yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok ini untuk berbagi kasih kepada anak-anak di As-Atat. Ibu Maryke menyampaikan bahwa ada kelompok tersendiri sebanyak 57 orang yang membantu membangun Pastoran Stasi St. Petrus & Paulus As-Atat ini. Ibu Maryke berharap semoga bisa berkumpul lagi dikesempatan lain. Ibu Maryke juga mengungkapkan kesediaannya melanjutkan berbagi kasih di Keuskupan Agats, kalau Tuhan berkenan dan Bapa Uskup menyetujuinya, maka kelompok ini bersedia membantu dilain tempat juga.
Sambutan ketiga oleh Pastor Atanasius Finyain, Pr. (Pastor Paroki Malaikat Gabriel Kapi). Dalam sambutannya, Pastor Atan menegaskan bahwa Stasi St. Petrus & Paulus As-Atat merupakan bagian dari Paroki Malaikat Gabriel Kapi. Pastor Atan juga menegaskan bahwa tugas atau kewajiban umat dan dewan untuk mengingatkan para Pastor, terutama kalau Pastor lalai menjalankan tugas sebagai tanda syukur terimakasih atas kebaikan Tuhan yang diterima lewat fasilitas dan sarana-sarana yang dibangun untuk itu. Juga menegaskan agar umat harus berubah dan bersama Pastor harus berjalan bersama-sama membangun kehidupan ini, jalan bersama-sama dengan arah keuskupan yang ada, dengan hasil MUSPAS, arah visi dan misi Keuskupan. Pastor Atan juga menegaskan agar harus ada semangat dan ketekunan untuk kita membangun kehidupan ini. PSE akan terus bantu kita, mendampingi kita dalam karya-karyanya. Pastor Atan juga menyampaikan banyak terimakasih kepada ibu Maryke atas bantuan yang sudah diterima. Pastor Atan juga berharap agar Pastoran tidak menjadi tempat mencari makan saja, tidak menjadi semacam istana yang tertutup untuk tidak menerima umat, tidak menjadi tempat singgah saja, Tapi sungguh-sungguh menjadi tempat perjumpaan dan pelayanan bersama umat.
Sambutan terakhir oleh Pastor Apriyanto Bria, Pr. (Pastor Stasi St. Petrus & Paulus As-Atat). Dalam sambutannya, Pastor Yanto menyampaikan bahwa berdirinya pastoran baru ini atas dasar permintaan dan usulan para umat beserta dewan kepada Bapa Uskup pada momen kegiatan Hari Pangan Sedunia. Pastor Yanto menceritakan bahwa pembangunan Pastoran ini awalnya mendapatkan bantuan dana yang bersumber dari DSAK (Dana Solidaritas Antar Keuskupan) sebesar Rp. 30.000.000 melalui pak Adji Sayekti (Ketua Komisi PSE Keuskupan Agats).
Kemudian Pastor Yanto menyampaikan bahwa melalui ibu Maryke, banyak orang yang memberikan perhatian memberikan kasihnya untuk pembangunan pastoran As-Atat ini, maka terkumpulah dana sebesar Rp. 285.000.000 yang didapat dalam kurun waktu 2 bulan. Pastor Yanto menyampaikan terimaka kasih kepada para tukang yang sudah bekerja membangun Pastoran. Juga menyampaikan terimakasih kepada umat yang telah memberikan kayu dan juga tenaganya untuk membangun pastoran. Juga berterimakasih kepada Pak Aji dan Pak Edi yang juga telah membantu proses pembelian barang dari Surabaya. Pastor Yanto juga berterimakasih kepada siapapun yang telah ikut ambil bagian didalam pembangunan pastoran yang baru ini. Pastor Yanto menegaskan bahwa pastoran ini orang memberikan kepada kita dengan cuma-cuma dan kita harus menjaganya dengan baik. Pastor Yanto berharap agar Pastoran ini menjadi tempat tidur, tempat penginapan yang baik untuk tamu-tamu kita atau pastor yang akan datang kesini. Pastor Yanto juga menyampaikan terimakasih kepada ibu Maryke dan teman-temannya yang sudah membantu.
Kegiatan ini ditutup dengan Berkat Penutup dari Bapa Uskup dan diakhiri dengan foto bersama serta santap siang bersama seluruh umat.
Bangunan Pastoran berukuran 9×16 (lebar 9 meter dan panjang 16 meter) berada dalam kompleks Stasi Gereja Katolik Santo Petrus & Paulus As-Atat yang berukuran 2 hektar, memiliki 4 ruang tidur, 3 kamar mandi, dan 1 dapur. Secara administrasi pemerintahan, Pastoran ini terletak antara kampung As dan kampung Atat, Distrik Pulau Tiga, Kabupaten Asmat. Profisiat atas pemberkatan Pastoran Stasi St. Petrus & Paulus As-Atat. *Simon P. Sarkol.