Sabtu pagi, 15 September 2018, Mgr. Aloysius Murwito, Mgr Ignatius Suharyo, dan Mgr. Antonius Subianto beserta beberapa rekan imam, para suster dan petugas pastoral berangkat menuju Kuasi Paroki Mumugu. Mengapa Mumugu? Mumugu adalah sebuah kampung di Kabupaten Asmat yang beberapa penduduknya menderita kusta. Keadaan ini ditemukan pertama kali sejak tahun 2011, namun melalui penangan dari pihak keuskupan, yang juga akhirnya mengutus para Suster dari tarekat PRR, bekerjasama dengan pemda kabupaten asmat serta bantuan-bantuan solidaritas, salah satunya dari Keuskupan Agung Jakarta lewat PPKA nya, maka dipastikan secara data valid bahwa kusta di mumugu telah selesai. Kunjungan ini istimewa karena didampingi juga oleh Bapak Elisa Kambu S.Sos, Bupati Asmat beserta Ibu, serta jajarannya. Sekitar enam armada speed boat dengan mesin PK 40 dan 85 disiapkan. Perjalanan ditempuh kurang lebih 4-5 jam.
Di tengah perjalanan, rombongan menyempatkan diri untuk singgah di Paroki Sawa Erma. Pastor Paroki di sini adalah Pastor Vince Cole. Dia adalah Imam Marynol yang sudah cukup lama melayani di tanah asmat. Gereja Sawa Erma memiliki bangunan yang cukup unik. Bisa dikatakan Gereja yang sangat inkulkturatif dalam segi dekorasi. Mgr. Ignatius Suharyo kagum dengan penjelasan dari seorang dewan yang bernama Bapak Herman dan Pastor Vince sendiri tentang makna dan simbol-simbol dalam Gereja, mulai dari Salib, tungku api dan bejana baptis yang semua bercorak budaya Asmat. Di Sawa juga Mgr. Ignatius Suharyo sempat mengunjungi pastoran, sekolah-sekolah dan juga asrama satu atap yang selama ini dikelola oleh keuskupan bekerjasama dengan pemerintah daerah.
Saat tiba di Mumugu, rombongan disambut dengan begitu meriah. Ada ritual penyambutan secara adat. Para uskup dihiasi dengan pernak-pernik budaya asmat, setelah itu diarak dan digendong menuju pastoran Kuasi Paroki Mumugu. Malam hari, Pastor Hendrik Hada sebagai pastor yang ditugaskan Mgr. Aloysius untuk memimpin penanganan penyakit kusta di Mumugu memberikan laporan dan presentasi di depan seluruh rombongan dan umat. Mumugu yang sudah berubah, kusta sebagai penyakit dunia ketiga sudah hilang, meskipun tetap harus ada penanganan dan pengawasan berkesinambungan, menurut Pastor Hendrik dalam laporannya. Suasana malam itu begitu hangat, penuh dengan keakraban dan kekeluargaan. Dimeriahkan oleh penampilan dari anak-anak asli Asmat Sekolah Rimba dan kejutan sederhana untuk perayaan Ulang Tahun Tahbisan Episkopal Mgr. Aloysius Murwito yang ke-16.
Minggunya, dalam Ekaristi syukur bersama yang begitu meriah dan inkulturatif, Mgr. Ignatius Suharyo melalui homilinya mengatakan bahwa Beliau senang sekali berada di tengah-tengah umat Asmat ini. Beliau menyampaikan: Banyak cinta melalui Uskup, para pastor, suster, pemerintah dan juga para petugas pastoral yang terus berjuang demi hadirnya Kerajaan Allah di Mamugu ini khususnya, dan Asmat pada umumnya. Semua itu bisa terjadi karena satu alasan. Kita semua mau ikut Yesus. Yesus yang mengajarkan kasih untuk selalu mampu berbelarasa. Kehadiran kita harus menjadi cinta bagi banyak manusia lain . Sesudah Ekaristi, para Uskup dan Bapak Bupati mendapat kenang-kenangan berupa ukiran Asmat dari umat Mumugu. Ukiran-ukiran yang indah dan unik itu diterima dengan penuh sukacita oleh mereka. Umat Mumugu sangat bahagia dan bersyukur atas kunjungan pastoral dari Mgr. Ignatius Suharyo, Mgr. Antonius Subianto dan Mgr. Aloysius Murwito beserta rombongan.
Sore hari para uskup dan rombongan sudah tiba kembali di kota Agats. Malamnya, di Aula Keuskupan diadakan audiensi antara Mgr. Ignatius Suharyo dengan para imam di Keuskupan Sufragan Agat0s dan para petugas pastoral. Acara malam itu diisi dengan beberapa penampilan dari anak-anak SMP YPPK dan SMA Jan Smith serta anak-anak dari Sekami Agats. Dalam kesempatan ini, sekali lagi Mgr. Ignatius Suharyo menyampaikan kekaguman dan kebahagiaan Beliau bisa mengunjungi Keuskupan Sufragan Agats. Semoga dengan peristiwa kunjungan pastoral ini, Keuskupan Sufragan Agats semakin mampu terus menghadirkan Kerajaan Allah di tanah Asmat ini lewat pelayan-pelayanan yang semakin total dan tulus.