KOMSOS – Bulan Mei, yang oleh Gereja Katolik dikhususkan untuk menghormati Bunda Maria, disambut dengan penuh semangat dan iman mendalam oleh umat Paroki St. Yosep Senggo. Dalam semangat Tahun Yubelium yang tengah dirayakan Gereja Universal, Paroki Senggo menggelar ziarah arca Bunda Maria yang dimulai dengan Misa Pembukaan di pusat Paroki dan dilanjutkan dengan perarakan penuh sukacita menuju stasi-stasi yang ada dalam wilayah pastoralnya.
Perarakan dimulai dari Gereja St. Yosep Senggo menuju Stasi St. Paulus Busiri, disusul oleh Stasi Samruki St. Basilius Agung, kemudian ke Stasi St. Agustinus Haku, Stasi St. Maria Haku, dan terakhir ke Stasi St. Emanuel Epem. Arca Bunda Maria akan menetap selama empat hari di setiap stasi. Dalam masa singgah tersebut, umat dari berbagai lingkungan berkumpul untuk berdoa, berdevosi, dan mempererat ikatan iman sebagai satu keluarga Allah.
Pastor Paroki Senggo, RD. Hendrikus Antoin Ola, menegaskan bahwa ziarah ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan suatu gerakan rohani yang lahir dari dorongan iman yang murni. “Ziarah ini kita jalankan bertepatan dengan Tahun Yubelium. Karena itu, kita ingin menghadirkan Maria dalam setiap pelosok stasi, agar umat merasakan kedekatan rohani dengan Bunda Allah dalam hidup sehari-hari,” ungkapnya.
Selama 31 hari penuh, arca Bunda Maria akan diarak mengelilingi paroki. Setiap perhentian menjadi saat rahmat: umat datang dengan lilin dan bunga, anak-anak memuji Maria dengan lagu-lagu, dan para lansia berdoa Rosario dengan air mata syukur. Pada hari keempat di setiap stasi, Misa Kudus akan dirayakan sebagai puncak perayaan iman.
Antusias umat sungguh luar biasa. Mereka menyambut arca dengan iringan tarian adat, nyanyian, dan penghormatan tulus. Paroki Senggo yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Mappi, namun tergabung dalam Keuskupan Agats, menjadi teladan nyata bagaimana tradisi Katolik dan budaya lokal berpadu dalam kesatuan iman.
Pastor Hendrikus juga mengajak seluruh umat untuk sungguh-sungguh menghayati makna Tahun Yubelium melalui keteladanan iman Maria. “Maria adalah contoh ketaatan dan kesetiaan. Dalam tahun rahmat ini, mari kita memperbaharui hidup iman kita, menimba semangat dari Maria, dan membawa terang Kristus dalam hidup sehari-hari,” pesannya penuh harap.
Ziarah Bunda Maria ini bukan buah perencanaan panitia, tetapi lahir dari gerakan spontan antara Pastor, Dewan Pastoral, dan seluruh umat. Sebuah tanda bahwa Roh Kudus berkarya di tengah umat sederhana yang rindu akan kehadiran Allah dalam keseharian mereka.
Misa Penutupan Bulan Maria akan kembali dilaksanakan di pusat Paroki, sebagai puncak ungkapan syukur umat atas rahmat perjalanan rohani ini. Dan seperti Maria yang membawa Yesus kepada Elisabet, semoga setiap umat Paroki Senggo pun membawa Kristus ke tengah dunia yang haus akan kasih dan harapan.

