KOMSOS – Suasana menjadi haru dan penuh semangat usai Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Krisma dan Pelantikan Dewan Pengurus Paroki Martir-Martir Muda Uganda, ketika Orang Muda Katolik (OMK) Komor melantunkan sebuah lagu yang sarat makna sejarah dan iman.
Lagu tersebut bukan sekadar hiburan. Di bawah pimpinan Dewan Pembina OMK, Longginus Patnap, lagu itu menjadi napas peringatan akan sejarah iman umat Komor. Judulnya mengangkat nama-nama yang tak asing bagi mereka: Awer, Bior, dan Janap—tiga tokoh besar yang dikenang sebagai pembawa kabar sukacita Injil ke kampung Komor.
Longginus Patnap menuturkan, lagu ini berkisah tentang keberanian ketiganya ketika hendak menyebrangi laut dan sungai. Saat mereka bersiap-siap naik perahu, orang-orang setempat bertanya dalam bahasa Asmat (rumpun unir Sirau), “Tar?” yang berarti “Kamu mau ke mana?” Mereka pun menjawab, “Dar—kami mau ke Kokonau, mau ke Mimika.”
Potongan lirik yang paling menggugah dari lagu itu berbunyi:
“Kokonau mi e, Mimika mi e are, Injil bere, injil bere, Bapyaer a.”
Artinya: “Kami ke Kokonau, kami ke Mimika, membawa Injil, menejemput Injil, karena kasih.”
Lagu ini bukan hanya mengenang perjalanan fisik, tetapi juga spiritual. Awer, Bior, dan Janap tidak hanya mendayung ke Mimika; mereka juga mendayung ke jantung iman komunitas. Dari Mimika, mereka berhasil mengajak Pastor Segwaard ke Komor. Awalnya, kehadiran orang asing dan ajaran baru sempat ditolak. Namun waktu membuktikan, bahwa Injil yang dibawa dengan kasih mampu mengetuk hati banyak orang. Perlahan, masyarakat menerima dan merayakan kehadiran Kristus dalam hidup mereka.
Momen bersejarah itu kini dihidupkan kembali oleh suara khas OMK Komor. Diiringi dengan dentingan gitar dan irama khas daerah, lagu tersebut menjadi simbol keberanian, pengorbanan, dan semangat penginjilan generasi terdahulu yang kini diwarisi oleh kaum muda.
Lagu hari itu bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menjadi panggilan bagi OMK untuk melanjutkan misi: menyebarkan terang Kristus, di mana pun mereka berada.