Posted on: 01/06/2025 Posted by: Petrus Letsoin Comments: 0

KOMSOS — Ada saat-saat dalam hidup menggereja di mana Roh Kudus terasa begitu nyata. Hari itu, Paroki Martir Martir Muda Uganda dipenuhi sukacita rohani. Sebanyak 71 orang muda menerima Sakramen Krisma, dan di saat yang sama, Dewan Paroki yang baru dilantik dalam suasana yang penuh harapan. Mgr. Aloysius Murwito, OFM, Uskup Keuskupan Agats, memimpin perayaan dengan renungan yang menyentuh hati dan menyalakan semangat umat.

“Orang Asmat memiliki keunikan yang belum tentu dimiliki orang lain,” ungkap Uskup di hadapan umat yang memenuhi gereja. “Asmat sungguh luar biasa. Kekayaan budayanya, terutama dalam ukiran dan semangat kebersamaan, adalah kekayaan yang patut disyukuri.”

Dalam permenungan itu, Uskup mengajak umat untuk berhenti sejenak dan merenung. Tidak hanya mengagumi keindahan budaya, tetapi juga melihat lebih dalam pada kehadiran Roh Kudus yang terus bekerja dalam kehidupan umat Asmat.

Mengutip bacaan dari Surat Rasul Paulus, Uskup menekankan bahwa seluruh hidup umat beriman ditopang oleh satu sumber: Roh Kudus.

“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.”

Yesus yang naik ke surga tidak meninggalkan kita. Sebaliknya, Ia menjanjikan Roh Kudus untuk menyertai, menguatkan, dan meneguhkan kita. Dan hari itu, Roh Kudus dicurahkan atas 71 orang muda yang menerima Krisma. Sakramen ini bukan sekadar upacara; ini adalah panggilan untuk menjadi saksi Kristus di dunia.

“Dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan sanggup. Tapi dengan kekuatan Roh Kudus, kita akan kuat,” tegas Uskup.

Melalui Sakramen Krisma, Gereja mengajak setiap orang beriman untuk semakin berani mengambil peran aktif dalam pelayanan dan pengembangan komunitas, membawa semangat Roh Kudus dalam setiap langkah kehidupan. Dengan demikian, Sakramen Krisma menjadi tonggak penting yang meneguhkan komitmen setiap umat untuk terus hidup dalam kasih dan kebenaran Kristus.

Uskup Murwito mengajak seluruh umat, terutama yang menerima Krisma, untuk bertanya pada diri sendiri: Siapa saya di hadapan Tuhan? Apakah saya sudah sungguh menjadi orang Kristen yang sejati? Dengan demikian, setiap individu diundang untuk mengevaluasi kedalaman iman dan kesungguhan komitmen mereka dalam menapaki perjalanan rohani sebagai murid Kristus yang bertanggung jawab dan setia.

Pelayanan yang Bersumber dari Roh Kudus

Dalam momen yang sama, pelantikan Dewan Paroki menjadi tanda bahwa kehidupan Gereja tidak pernah berjalan sendiri. Pastor Paroki Komor, seperti gembala lainnya, memerlukan dukungan umat untuk menggembalakan kawanan domba Allah.

“Gereja adalah umat,”ujar Uskup. “Dan umat harus ambil bagian dalam tugas dan tanggung jawab pelayanan.”

Pelantikan Dewan bukanlah simbol kekuasaan, melainkan perutusan pelayanan. Dengan semangat yang sama dari Roh Kudus, para anggota dewan yang baru dilantik diutus untuk melayani dengan rendah hati. Mereka adalah wajah Gereja yang hadir di tengah umat—mendengarkan, mendampingi, dan memberi kesaksian lewat tindakan.

Maka hari itu, Paroki Komor menerima dua berkat besar: pencurahan Roh Kudus dalam Sakramen Krisma dan semangat baru dalam Dewan Paroki. Kedua momen ini menyatu dalam satu pesan penting: setiap orang beriman dipanggil untuk menjadi saksi Kristus, dengan kekuatan Roh Kudus.

Di tengah dunia yang penuh tantangan, dengan aneka ragam budaya, bahasa, dan cara hidup, umat dipanggil untuk tetap teguh dalam iman dan terbuka dalam pelayanan.

“Kita semua diberkati hari ini,” tutup Uskup Murwito. “Semoga kita pun berani memberikan kesaksian di tengah dunia yang beraneka ragam ini.”

Momen ini bukan hanya sebuah upacara tahunan. Ini adalah perayaan Roh, penyegaran iman, dan penyalaan kembali semangat menggereja. Dalam keunikan budaya Asmat, dalam ukiran yang sarat makna, dan dalam wajah-wajah umat yang setia, kita melihat karya Roh Kudus yang tak pernah berhenti berkarya.

Paroki Komor, dalam semangat baru ini, melangkah ke depan dengan keyakinan: “Bersama Roh Kudus, kita kuat. Bersama umat, kita melayani.”

Leave a Comment