Semangat Pagi dari Timur Indonesia
Hari Minggu Paskah V
“Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Inilah pernyataan Yesus dalam amanat perpisahan-Nya dengan para murid-Nya. Pernyataan Yesus ini hendaknya menjadi dasar bagi kita dalam mengimani Yesus Kristus Tuhan kita. Yesus adalah representasi cinta dari Allah. Sayangnya, kita masih terus bersikap seperti Tomas dan Filipus yang belum mampu menangkap dan mengalami Allah dalam diri Yesus. Hal ini membuat manusia selalu hidup dalam kegelisahan, kecemasan, ketakutan, kekhawatiran yang hebat meskipun mengaku mengimani Yesus. Bagaimana dengan diri kita?
Situasi dan keadaan akibat wabah pandemi Covid-19 tentu membuat banyak kesedihan dan keprihatinan. Hidup beriman kita pun diuji dalam situasi seperti ini. Apakah kita tidak gelisah, tidak takut, tidak cemas dan khawatir? Apakah kita masih setia, semakin berserah dan berpengharapan dalam Tuhan? Saudaraku, jika kegelisahan, kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran hebat masih terus hadir dalam diri kita itu tanda kita belum mampu menangkap dan mengalami Allah dalam diri Yesus. Pernyataan Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup akhirnya hanya menjadi sebuah tulisan tanpa makna saja.
Yesus adalah representasi cinta dari Allah. Dia ada di dalam Bapa dan Bapa di dalam Dia. Selama ini kita terlalu sibuk mencari dan menelusuri siapa Allah, menuntut supaya Allah terlihat dan sebagainya. Padahal, Yesus sudah hadir sebagai representasi cinta dari Allah. Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Allah. Yesus adalah batu penjuru. Melihat Yesus berarti melihat Allah. Paling tidak ada sifat keilahian dari Yesus yang terwujud dalam tindakan-Nya. Pertama, Yesus memiliki kasih yang total, habis-habisan, hancur-hancuran, bahkan sampai harus mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Kedua, Yesus memiliki pengampunan yang tanpa batas, tanpa syarat, tanpa hukuman sebagai wujud Allah yang penuh belaskasih dan kerahiman. Ketiga, Yesus mampu memberikan kehidupan dan kebangkitan.
Saudaraku, mari berhenti memiliki sikap seperti Tomas dan Filipus yang selalu gagal menangkap dan mengalami cinta Allah yang hadir dalam Yesus. Mari semakin percaya, semakin setia, semakin berserah dan berpengharapan dalam iman karena Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Hal ini tentu saja akan menghapuskan segala kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran hebat dalam diri kita, bahkan kita akan selalu siap menjalankan tugas perutusan dari Yesus menjadi saksi-saksi iman bagi dunia lewat bentuk hidup panggilan kita masing-masing.
Tuhan memberkati.
Jangan lupa bahagia
Jangan lupa tersenyum
Jangan lupa berdoa
RDLJ