Posted on: 09/11/2023 Posted by: RD Lorenz Kupea Comments: 0

Pewarta : Peter Letsoin

Keuskupanagats.or.id, Asmat – Bupati Kabupaten Asmat, Elisa Kambu secara resmi meletakan atau memancangkan tiang pertama pembangunan Gereja Katolik Paroki St. Martinus De Porres Ayam di Distrik Akat. Rabu (8/11/2023).

Kegiatan tersebut diawali dengan pemberkatan tiang pertama oleh vikaris jendral (Vikjen) Keuskupan Agats, RD. Innocentius Rettobjaan, didamping pastor paroki Ayam RD. Hilarius Salmon.

Kesempatan itu, Vikjen mengajak umat untuk merenungkan bacaan dari Injil Matius 7:24-27 dimana Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan tentang dua macam dasar.

”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Kutipnya.

Momen yang sama, Vikjen meyeruhkan umat paroki Ayam untuk terlibat menyumbang walaupun seribuah rupiah sebagai bentuk dukungan terhadap proses pembangunan gedung gereja.

“Atas nama Uskup dan Keuskupan Agats, Kami menyampikan apresiasi dan penghargaan kepada Bupati dan pemerintah kabupaten Asmat atas perhatian terhadap pembangunan Gereja Katolik St. Martinus De Porres Ayam,” Ucap Pastor.

Selain itu, Bupati Asmat dalam sambutannya menghimbau agar setiap Kepala kampung dan Bamuskam untuk menganggarkan dari dana desa tahun 2024 untuk pembangunan gereja tersebut.

Menurut Bupati, pembangunan rumah ibadah merupakan bukti komitmen Pemkab Asmat untuk mendukung kehidupan beragama di kabupaten Asmat.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah Imam Diosesan, Wakapolres Asmat, Kapolsek Akat, Kepala Distrik Akat, para kepala kampung dan tetua adat setempat serta umat paroki Ayam,

Editor: RD. Lorenz Kupea

Leave a Comment