Semangat Pagi dari Timur Indonesia
Inspirasi Bacaan Harian Sabtu Pekan Biasa A/IX
Dalam Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius kita diharapkan mampu untuk terus menjadikan hidup kita sebagai pewarta Injil, selalu memberitakan sabda Allah. Hal ini ditegaskan oleh Paulus karena suatu saat akan datang waktunya orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya, untuk memuaskan telinganya sehingga mereka berpaling dari kebenaran. Inilah sebuah kemunafikan dan kepalsuan iman seperti yang Yesus gambarkan juga terhadap ahli-ahli Taurat. Saudaraku, apakah sungguh hidup kita selalu memberitakan sabda Allah?
Bisa jadi kita pun ada dalam situasi kemunafikan dan kepalsuan iman. Seolah kita intim dengan sabda Allah, bahkan sangat hapal isi ayat-ayat Kitab Suci tetapi hanya sebatas untuk memuaskan telinga kita. Kita mungkin senang mengadakan perkumpulan dengan mengundang guru yang sesuai dengan kehendak kita untuk membahas firman, tetapi di satu sisi hidup kita justru menampilkan hidup yang berpaling dari kebenaran. Ya, pikiran kita masih saja dikuasai hal yang jahat dan negatif, perkataan kita masih saja menyakiti dan melukai sesama, hati kita masih membenci dan mendendam, terlebih perilaku kita terkadang selalu menjadi kutuk dan laknat bagi sesama. Kita gagal menjadi pewarta, kita gagal memberitakan sabda Allah lewat hidup kita. Saudaraku, mari berbenah dan mengikuti apa yang Rasul Paulus ingin yaitu supaya kita mampu menguasai diri kita dalam segala hal, mampu sabar dalam penderitaan, melakukan pekerjaan sebagai pewarta Injil dan menunaikan tugas pelayanan kita dengan sungguh sebagai persembahan hidup yang terbaik bagi Allah.
Tuhan memberkati
Jangan lupa bahagia
Jangan lupa tersenyum
Jangan lupa berdoa
RDLJ