Semangat Pagi dari Timur Indonesia
Inspirasi Bacaan Harian Hari Raya Natal
Kabar berita tentang keselamatan yang telah datang kian bergema dan terasa. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Keselamatan yang dari Allah hadir dalam dunia melalui kelahiran Putera-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Kabar berita ini adalah sesuatu yang hendaknya kita yakini sebagai kebenaran, kenyataan yang sungguh terjadi. Sungguhkah kabar berita tentang keselamatan yang datang dari Allah ini membuat kita percaya? Atau, sampai detik ini kabar berita tentang keselamatan masih kita anggap sebagai cerita khayalan? Cerita dongeng? Atau bahkan kita anggap takhayul?
Dalam sebuah homili di malam natal, pernah suatu ketika Santo Fransiskus Asisi sungguh-sungguh menangis terharu. Ia begitu merasakan cinta dan kasih setia Allah yang begitu hebat bagi manusia. Cinta dan kasih setia Allah yang tanpa batas dan tanpa syarat dinyatakan lewat kehadiran lahirnya Yesus Kristus Putera-Nya, Sang Juru Selamat Dunia. Firman itu telah menjadi Daging, sabda Allah itu telah nyata menjadi manusia. Kelahiran Yesus sungguh nyata, sungguh terjadi. Kelahiran Yesus bukan berita palsu, bukan berita bohong, bukan cerita dongeng, bukan khayalan atau takhayul. Allah telah menyejarah dalam hidup manusia. Martabat manusia yang jatuh dan hancur kembali ditegakkan dan ditinggikan oleh Allah. Semua tanpa bayaran, tanpa tuntutan, tanpa imbalan. Cinta dan kasih setia Allah mengembalikan umat manusia dari kegelapan kepada terang itu sendiri. Maka, sambutlah dan rayakan peristiwa kelahiran Sang Juru Selamat ini dengan juga mewartakan dan menyebarkan berita kebenaran tentang datangnya keselamatan, yaitu kelahiran Sang Juru Selamat ke dunia lewat hidup yang terus menjadi sumber damai dan sukacita dalam hidup sehari-hari.
Selamat Hari Raya Natal. Semoga damai dan sukacita Natal sebagai wujud cinta dan kasih setia Allah yang tanpa syarat, tanpa batas dan tanpa akhir sungguh hadir dalam hidup kita.
Tuhan memberkati.
Jangan lupa bahagia
Jangan lupa tersenyum
Jangan lupa berdoa
RDLJ