Keuskupanagats.or.id, Agats – Film Messenger sudah tayang pada 12 Juni 2023 di aula Keuskupan Agats. Film bergenre drama ini merupakan garapan dari Tim Komisi Kepemudaan (Komkep) Keuskupan Agats arahan sutradara RP. Ferdinand Ketupapa OSC dan Gilbert Ohoitimur. Keduanya juga merangkap sebagai penulis film ini.
Kisah yang diangkat oleh keduanya memiliki beberapa fakta menarik dan diperankan oleh (Orang Muda Katolik) OMK stasi Syuru. Simak penjelasannya dalam ulasan berikut;
Adegan bermula dari kisah tiga pemuda kampung Syuru yang pergi menebar jala ikan, namun setelah sekian kali menebar jala tidak mendapat hasil apapun. Perasaan kecewa meliputi ketiganya. Lalu dari kejauhan mereka melihat arak arakan salib IYD menuju kampung Syuru sehingga munculah niat mereka untuk kembali.
Di pelataran Gereja, sejumlah Orang Muda Katolik telah berkumpul dan atusias menyambut salib IYD. Segala hal telah dipersiapkan namun masalah baru muncul ketika dalam perjalan menuju lokasi penjemputan, mereka dihadang oleh sekelompok pemabuk, kemudian terjadi percekcokan diantara mereka. OMK ini direndahkan dengan kata kata makian, penghakiman, bahkan tindakan fisik. Sementara konflik itu berlangsung, datanglah ketiga pemuda penebar jala ini kemudiaan menyampaikan khabar tentang kedatanngan salib IYD yang hendak tiba.
Permasalahan juga menghinggapi keluarga Adonia, salah satu OMK yang telah siap menyambut salib. Adonia tidak mendapat restu dari orang tuanya untuk mengikuti kegiatan OMK. Lagi lagi ketiga pemuda ini datang dan membawa pesan suka cita.
Bunyi tifa dan nyayian adat sudah terdengar, rombongan komkep pengantar salib IYD telah tiba, penyerahan salib telah dilaksanakan, pujian pujian dikumandangkan, maka setiap orang yang bertikai kembali menemukan cara yang lebih baik untuk berdamai dengan dirinya. Keluarga kembali rujuk, pemabuk bersedia memikul salib bersama ketiga pemuda penjala ikan yakni Nanggo, Romeo, dan Ade.
Fakta yang sukar terbantahkan bahwa penghayatan akan salib telah mempersatukan mereka.
Di akhir film, ketiga pemuda kembali menjala ikan dan memperoleh hasil yang melimpah sembari mengucap syukur atas berkat Tuhan dalam doa doanya.
“Dalam nama Bapa, dan putera dan roh kudus, Amin ,” tutup Romeo dalam doanya. (*Peter Letsoin).
“Dalam nama Bapa, dan putera dan roh kudus, Amin ,” tutup Romeo dalam doanya. (*Peter Letsoin).
Terbaik sekali ooo…
Pesan positif dari kisah ini harus di jadikan contoh bagi kita orang muda dan semua kita yg ada di kabupaten Asmat.
Amin.
Keerennn
Terimkasih Pak Gilbert.