Pada hari Minggu, 12 September 2021, Umat Paroki Katedral Salib Suci Agats menyaksikan lepas sambut Pastor Paroki Katedral Salib Suci Agats yang dikemas dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa XXIII di Gereja Katedral Salib Suci Agats. Perayaan Ekaristi ini dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Agats Mgr. Aloysius Murwito, OFM dan didampingi oleh Pst. Gratianus Bobby Harimaipen OSC, Pst. Arya Sasongko, OSC, Pst. Moses Amizet, Pr. dan Pst. Yulius Hirnawan Christyanto, OSC.
Mgr. Alo dalam Kata Pengantar mengajak seluruh umat untuk bersyukur pada Tuhan atas kehadiran Pastor Paroki lama selama bersama umat di Paroki Katedral Salib Suci Agats. “Kita bersyukur kepada Tuhan atas anugerah dari Tuhan yang mengirim dan mengutus pastor Bobby ditengah-tengah kita melalui Ordo Salib Suci khususnya Provinsi Sang Kristus Bandung selama sejumlah tahun yang terakhir ini. Ia telah bersama dengan kita, menyampaikan berita Injil kepada kita semua, entah itu melalui kotbah-kotbahnya, saran-saran, nasehat-nasehatnya, dan juga teladan hidupnya”.
Uskup juga mengajak umat untuk berterimakasih dan bersyukur kepada Tuhan telah memberikan Pastor baru yang menggantikan Pastor Bobby serta berharap agar Pastor baru dapat cepat beradaptasi di tempat yang baru ini. “Kita ucapkan selamat datang kepada Pastor Yulius semoga ia cepat menyesuaikan dengan situasi dan keadaan kita, yang pasti berbeda dari tempat sebelumnya dimana ia berkarya. Mohon kepada Tuhan, supaya Tuhan menyertai dia dengan berkat-berkat-Nya”.
Sebelum Berkat Penutup, dilakukan acara serah terima Pastor Paroki lama kepada Pastor Paroki baru. Pastor Gratianus Bobby Harimaipen, OSC dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada Uskup Keuskupan Agats serta umat Paroki Katedral Salib Suci Agats. “Terimakasih kepada Bapa Uskup yang telah menerima saya kira-kira 5 tahun yang lalu saya datang ke sini. Juga terimakasih atas segala kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan yang boleh saya alami di tempat ini. Terimakasih juga atas segala bantuan, perhatian, doa, dukungan yang boleh saya terima. Yang pada akhirnya terimakasih atas seluruh pengalaman dan seluruh pelajaran yang boleh saya terima ditempat ini”.
Pastor Bobby juga menyampaikan permohonan maaf. “Saya mohon maaf, terutama karena belum menyelesaikan tugas saya dibelakang untuk membereskan pembangunan Gereja kita, tapi saya yakin nanti Pastor Yulius bisa akan menyelesaikannya. Mohon maaf juga kalau ada salah kata, salah tindak, atau salah ucap yang membuat anda merasa sakit hati, jengkel, marah, mohon dimaafkan. Saya akan berangkat ke tempat tugas yang baru di Bandung, Paroki Cikadas, Santa Odilia, tempat dimana saya dulu masih pucuk, baru tahbisan, tugas disana”. Tambahnya. “Saya mohon pamit sebab nanti tanggal 14 september saya akan berangkat meninggalkan kota Agats ini. Mohon doa dan sampai ketemu”. Katanya diakhir sambutan.
Pastor Yulius Hirnawan Christyanto, OSC. Seorang keturunan Jawa yang lahir di Surabaya, besar di Jakarta dan besar lagi di Bandung memberi sambutan. “Kesini itu mimpi saya ketika saya masuk OSC… Dimanapun saya berada itu adalah rumah saya. Disini juga rumah saya”.
Pastor Yul, anak kedua dari 4 bersaudara itu mengenang. “Ketika saya diminta Pastor Bobby, Yul teruskan itu, nanti bangun Katedral”.
“Ini rumah siapa? Kalau nggak jadi-jadi berarti kita semua tidak sayang rumah kita”. Tambah Pastor yang sebelumnya bertugas sebagai Pastor Kepala Paroki Santo Yusuf Cirebon ini.
Pastor yang telah 21 tahun menjadi Imam ini menambahkan “…bareng-bareng ayo! Kalau Cuma saya sendiri, ngapain? Karena itu prinsip saya, kalau tidak menjadi rumah bersama, tidak menjadi rumah kita, itu akan menjadi seperti itu terus. Mari kita bangun bersama. Ini rumah kita. Saya yakin saudara-saudara saya akan merasa memiliki dan mari kita bangun bersama. kalau sampai 3 tahun saya nggak jadi, berarti kita gagal. bukan saya, tapi kita semua gagal”.
“Saya harus belajar dulu to, saya orang baru. Jadi saya masih mencoba”. Tambah pastor Yul yang orangtuanya merupakan orang Solo ini.
Diakhir sambutannya, Pastor yang selama 21 tahun dicemplungkan di dunia mengajar ini mengajak umat untuk bekerjasama “Mari kita Kerjasama, terima saya sebagai saudaramu, bapak ibu adalah saudara saya. Semoga juga kita bersama-sama mewujudkan mimpi di tempat ini. Tuhan memberkati kita semua. Amin”.
Selanjutnya sambutan oleh Bapak Robby Tethool sebagai perwakilan umat sekaligus sebagai Ketua Lingkungan Sta. Bernadetha. Katanya “Pastor bobby selamat bertugas di tempat yang baru, semoga apa yang kita rajut bersama ditempat ini menjadi pelajaran untuk kita semua baik sebagai umat juga sebagai pastor paroki”.
Bapak Robby yang bekerja di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Asmat ini diakhir sambutannya menyampaikan harapannya ”Semoga kedepannya dengan Pastor Yulius, kita bisa lebih terbuka, kemudian cepat beradaptasi karena waktu terus berjalan… Tadi saya dengar Pastor Yulius datang ke tempat impian, semoga mimpi-mimpi yang pastor inginkan bisa kita rajut bersama di Gereja Katedral ini”.
Sambutan terakhir oleh Uskup Keuskupan Agats. Yang Mulia menyapa Dewan Paroki Katedral dan seluruh umat. Dalam kesempatan ini Mgr. Alo menyampaikan beberapa hal di depan seluruh umat.
Hal pertama yang disampaikan Uskup “Gereja Katedral dengan segenap umatnya, adalah satu persekutuan, dan ini bukan hanya teori tapi sungguh harus dirasakan oleh setiap warga. Kita ini tak terpisahkan. Yang menjadi dasar dan alasan pengikat satu sama lain adalah kita mempunyai iman yang sama, iman akan Yesus dan Gereja-Nya. Dan Gereja itu, secara konkrit nyata adalah Keuskupan yang dipimpin oleh seorang Uskup. Maka persekutuan universal Gereja mesti dirasakan secara nyata dalam Keuskupan. Dan lebih konkrit lagi dalam Paroki kita”.
Bapa Uskup mengingatkan sekaligus menekankan posisi dari umat Paroki Katedral. “Gereja katedral itu adalah Gereja induk. Gereja yang disebut juga Gereja Bapa Uskup. Memang kursi Uskup hanya ada disini, di Gereja Katedral. Maka, kedudukan dan fungsi yang khusus ini, mempunyai konsekuensi yang besar. Saya harap Keuskupan akan menjadi kelihatan didalam dan melalui persekutuan umat di Gereja Katedral ini. Gerak dinamika Keuskupan secara keseluruhan melalui rencana program-programnya harus menjadi kelihatan nyata didalam dan melalui Gereja Katedral ini”.
“Maka kalau ada apa-apa, kalau Gereja ini lemah, kalau Gereja ini tidak kompak umatnya, kalau umat disini tidak mengikuti arus perjalanan gerak Gereja Keuskupan, saya bisa mengatakan cacatnya lebih besar daripada itu dilakukan menjadi nyata di Paroki yang lain. Karena memang posisi Gereja Katedral ini”. Uskup mengingatkan ini.
“Disatu pihak ini merupakan sebuah kepercayaan yang besar posisi dari sebuah persekutuan umat di Katedral ini menjadi semacam ikon tapi juga menjadi sebuah cermin dari Keuskupan”. Tambah Uskup.
“Tidak ada anggota yang merasa aku hanya mau menjadi anggota yang kelihatan pada hari Minggu aku hadir, mesti lebih dari itu. Dan itu menjadi lebih nyata lagi di lingkungan-lingkungan, menjadi lebih nyata lagi dalam kelompok-kelompok kategorial, entah orang mudanya, entah anak-anaknya, harus memperlihatkan itu. Dan kalau demikian, maka sungguh-sungguh Gereja Katedral bisa menjadi Gereja yang bisa memperlihatkan wajah Keuskupan Agats itu”.
Hal kedua yang disampaikan Uskup program-program paroki. “Program-program yang ada yang dihasilkan dan dirumuskan oleh Paroki adalah program kita. Maka segi sosialisasi, pendaratan rumusan-rumusan kebijakan itu, mesti harus disampaikan dan tidak cukup formalisis sudah disampaikan satu kali selesai, sungguh harus mendarat didalam hati setiap orang”.
Kemudian hal yang ketiga yang disampaikan Uskup adalah salah satu dari program, yang disampaikan untuk kita bersama ialah Gereja Katedral kita yang merupakan impian hampir delapan atau tujuh tahun yang lalu. “Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada saudara-saudara yang tetap rela menyumbangkan-menyisihkan uangnya untuk pembangunan itu. Saya mengikuti, kalau saya ikut misa disini, selalu ada 10 amplop, 5 amplop, jumlahnya sampai 500 700 bahkan tidak heran sampai lebih dari 1 juta kesetiaan anda, walaupun memang pembangunan ini lamban”.
“Tetapi kita jangan menyalahkan siapa-siapa, ada faktor-faktor yang memang memperlambat pembangunan itu. Salah satu faktor adalah kita mau membangun Gedung yang besar ini, diatas tanah lumpur yang memang secara konstruksi tidak gampang. Ini bukan ditanah kering dan di tanah batu-batu yang gampang, maka arsitek-arsitek ikut memikirkan bagaimana membangun ini”. Tambah Yang Mulia.
“Bukan alasan keuangan. Keuangan saya tanya Romo Bobby, masih ada 6 miliar uang itu. Maka juga bukan alasan, tapi faktor-faktor tadi yang tidak gampang. Masih harus dipikirkan karena ini merupakan eksperimen pertama, bisa dikatakan membangun sebuah Gedung besar diantara kita ini”.
Uskup Keuskupan Agats memohon pengertian umat dan mengajak seluruh umat untuk tetap berusaha. “Karena itu saya mohon pengertian dan jangan cepat menyerah. kita tetap berusaha mewujudkan sebuah bangunan yang sudah kita rencanakan sejak awal sebuah Gereja Katedral”.
Diakhir sambutan Uskup menyampaikan terimakasih kepada Pastor Bobby, juga terimakasih dan harapan pada Pastor Yul dan Ordo Salib Suci Provinsi Sang Kristus Bandung “Pada Pastor Bobby saya ucapkan banyak terima kasih telah menyertai kami, ambil bagian dalam pelayanan kami bersama. Khususnya menyertai umat di Paroki ini… Pada Romo Yul, terimakasih atas kehadirannya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Ordo, semoga komitmen atau keinginan, niat yang besar kita sambut bersama dan umat menyambut tekad yang dibangun oleh Romo Yul dalam upaya-upaya mewujudkan kegiatan-kegiatan bersama, rencana-rencana bersama di Paroki ini. Tuhan memberkati kita semua”.
Acara selanjutnya adalah Penandatangan Berkas oleh Pastor Paroki Katedral Lama sekaligus penyerahan berkas kepada Pastor Paroki Katedral Baru melalui Uskup Agats. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata oleh Bapak Erick Sarkol selaku Ketua Dewan Paroki Katedral Salib Suci Agats mewakili umat kepada Pastor Gratianus Bobby Harimaipen, OSC. Ruang foto bersama diabadikan setelah Berkat Penutup oleh Yang Mulia Mgr. Aloysius Murwito, OFM. Seluruh rangkaian peristiwa ini, diakhiri dengan ramah tamah bersama seluruh umat paroki Katedral Salib Suci Agats. (Simon P. Sarkol)