Senin, 28 Sep 2020.
- Ayub. 1:6-22.
- Mazmur. 17:1-3.6-7.
- Injil Lukas. 9:46-50.
TERPUJILAH TUHAN ATAS SEMUA YANG TERJADI DALAM HIDUPKU
Pada suatu ketika setelah iblis berkeliling dari bumi, ia menghadap Tuhan, dan Tuhan bertanya kepadanya mengenai keadaan Ayub seorang yang saleh, jujur, takwa, dan menjauhi kejahatan di dunia? Lalu iblis berkata: Bukankah Ayub mendapat keuntungan karena takwanya? Bukankah Engkau membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala miliknya? Apa saja yang dikerjakan telah Kau berkati dan apa saja yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Lalu Tuhan bersabda kepada iblis, nah,semua yang dia miliki ada dalam kuasamu.
Tuhan tahu bahwa iblis selalu mengajak orang yang mempunyai banyak berkat (mempunyai anak, memiliki banyak tanah, banyak ternak, dan banyak karyawan) untuk mengikuti kemauan iblis sehingga Tuhan mengijinkan Ayub mengalami pelbagai peristiwa besar yang rasa-rasanya amat sulit dijalani antara lain :
- Orang Syeba menyerang dan merampas lembuh, sapi, dan keledai-keledai betina dan memukul penjaga dengan mata pedang.
- Api dari langit menyambar, membakar, dan memakan habis kambing, domba dan para penjaga.
- Orang Kasdim membentuk tiga pasukan lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul para penjaga dengan mata pedang.
- Anak Ayub lelaki dan perempuan meninggal karena kena musibah angin kencang yang merobohkan rumah sehingga menimpah mereka.
Akan tetapi Ayub tetap setia kepada Tuhan. Ayub berdiri dan mengoyak jubahnya, mencukur rambut kepalanya, dan sujud menyembah katanya:
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku dan dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya, Tuhan yang memberi, Tuhanlah yang mengambil, terpujilah Tuhan”.
Dalam bacaan injil, diceritrakan bahwa ada pertengkaran diantara para murid mengenai siapa yang terbesar diantara mereka, lalu Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah mereka dan berkata: “Barang siapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku, dan barang siapa menerima Aku, dia menerima Dia yang mengurus Aku. Sebab yang terkecil diantara kalian, dialah yang terbesar.”
Bapak, ibu, saudara dan saudariku yang terkasih. Marilah kita belajar untuk hidup seperti Ayub yang selalu saleh, jujur, takwa, dan tidak berbuat dosa, serta setia kepada Tuhan, walaupun ia tertimpah masalah yang amat berat.
Kita juga mesti belajar untuk rendah hati dan tidak bertengkar mengenai siapa yang terbesar di dunia. Melainkan kita berusaha menerima orang kecil dengan sukacita sebagai wujud kita menerima, mengakui, dan percaya kepada Allah Putra dan Allah Bapa dalam hidup sebagaimana sabda Yesus :” “Barang siapa menerima anak kecil ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barang siapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku.”
Tuhan, kuatkanlah kami dengan Roh Penolong-Mu yaitu Roh Kudus untuk memampukan kami menjalani covid 19 ini yang membuat roda perekonomian kami mulai menurun sehingga kesejahteraan kami mulai terganggu. Amin
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
RD Paul Buarlele, Imam Keuskupan Agats-Papua.
Aminnn..
Terimakasih Romo Paul
Tuhan Yesus memberkati
Amin, terpujilah kristus..
Terimaksih padre Paul.. Renungan pagi serta berkatNya, sehingga saya dn kel. Menikmati kasih dn berkatNya sellu baru setiap hari…
Tuhan yesus memberkati
Amin
Amin Romo Terimakasih atas berkatnya dan renungan pada siang hari semoga kita semua selalu rendah hati dan jujur
Trima kasih Pater utk Rdnunganx.
Pagi Pastor Paul,
Sungguh menakutkan bila baca cerita Ayub. Tuhan berilah pada saya iman, kekuatan menghadapi tantangan kesulitan akibat Pandemi Covid.
Engkau yg memberi, Engkau yg ambil, mampukan kami tdk melekat akan harta duniawi.
Syalom
Amin…
Terima kasih Pater Paul
Amin…
Terima kasih….
Selamat pagi Romo Paul.
Terima kasih Romo untuk renungan hari ini
Semoga kami senantiasa rendah hati dan menjadi seperti anak kecil.
Semoga Tuhan memberkati kita semua