Posted on: 06/07/2025 Posted by: Petrus Letsoin Comments: 0

KOMSOS — Riuh semangat kebersamaan mewarnai Auditorium Gereja Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire, ketika Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Pius Riana Prapdi, secara resmi membuka perhelatan akbar Papua Youth Day (PYD) II, Sabtu (06/06/2025).

Acara pembukaan ini menjadi momentum bersejarah, dihadiri oleh sejumlah pejabat Provinsi Papua Tengah, dan daerah Kabupaten Nabire, serta perwakilan TNI/Polri, yang turut memberikan dukungan bagi keterlibatan Orang Muda Katolik (OMK) dalam membangun Papua yang damai dan bersatu.

Dengan tema “Kebersamaan dalam Keberagaman”, PYD II kali ini mengajak seluruh peserta untuk merayakan perbedaan sebagai kekuatan, bukan sebagai sekat. Dalam sambutannya, Mgr. Pius Riana Prapdi, yang juga Uskup Keuskupan Ketapang, menegaskan bahwa masa depan bangsa dan Gereja bertumpu pada keterlibatan aktif kaum muda, terutama di Tanah Papua.

“Indonesia tidak bisa tanpa Papua. Gereja tidak bisa tanpa Orang Muda,”tegasnya, disambut tepuk tangan meriah ratusan peserta yang memadati ruangan.

Uskup Pius, yang lahir di Tanah Papua, mengingatkan bahwa keberagaman adalah rahmat, bukan hambatan. Ia mendorong Orang Muda Katolik untuk tidak sekadar hadir, tetapi menjadi saksi kasih Kristus melalui tindakan nyata di tengah masyarakat.

“Mari kita terus bersaksi dari keanekaragaman bahasa, suku, budaya, dan latar belakang kita. Tapi ingat, bersaksi bukan hanya bicara, bersaksi adalah beraksi. Beraksi haruslah menyentuh hati. Menyentuh hati adalah berbela rasa. Dan berbela rasa adalah memberikan kemampuan untuk melayani sesama,”ucap Uskup Pius dengan penuh penekanan.

Menurutnya, gereja membutuhkan generasi muda yang berani bergerak, yang tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan zaman, yang mampu menjembatani perbedaan serta membangun persaudaraan sejati di Papua maupun seluruh Indonesia.

Papua Youth Day II menjadi ruang perjumpaan, pembelajaran, dan perayaan iman bagi ribuan Orang Muda Katolik dari berbagai keuskupan di wilayah Papua. Melalui rangkaian kegiatan ini, para peserta diajak untuk memperdalam nilai persatuan, memperkuat identitas Kristiani, serta membangun kepekaan sosial dalam menghadapi berbagai realitas hidup di Tanah Papua.

Acara pembukaan juga diwarnai dengan penampilan budaya yang mencerminkan kekayaan tradisi Papua dan Nusantara. Warna-warni kostum, irama musik daerah, serta semangat persaudaraan yang terpancar, menjadi bukti bahwa perbedaan adalah anugerah yang mempersatukan.

“Tanah Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia. Dan Orang Muda Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masa sekarang dan masa depan Gereja,” tutup Mgr. Pius, sembari mengajak seluruh peserta untuk terus berjuang, melayani, dan bersaksi di manapun mereka berada.

Papua Youth Day II bukan sekadar kegiatan, tetapi panggilan untuk membangun Tanah Papua yang damai, bermartabat, dan penuh kasih dimulai dari semangat Orang Muda yang berani beraksi nyata.

Leave a Comment