Posted on: 17/05/2025 Posted by: Petrus Letsoin Comments: 1

Laporan: Robert Piran

KOMSOS — Dalam semangat Tahun Yubileum 2025, Komisi Kateketik (Komkat) Keuskupan Agats melakukan aksi nyata pelayanan kasih dengan mengunjungi Rumah Tahanan (Rutan) Polres Asmat pada Kamis, 15 Mei 2025. Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peringatan tahun suci yang dicanangkan oleh Gereja Katolik sebagai momentum pertobatan, pengharapan, dan pembaruan hidup.

Dalam suasana yang penuh haru dan kekhusyukan, tim Komkat merayakan Ekaristi bersama para tahanan. Perayaan kudus ini dipimpin oleh Pastor Ambrosius Warasman Bille, Pr, yang dalam homilinya menyampaikan peneguhan iman yang mendalam. Ia menggambarkan kehidupan manusia seperti jarum jam yang terus berputar, menandakan bahwa hidup selalu bergerak maju, tak pernah berhenti, meski berada dalam situasi sulit seperti di dalam penjara.

“Hidup ini tidak sebatas saat ini, di tempat ini. Hidup itu seperti jarum jam, yang berputar terus menerus. Jadi ketika kita berada di penjara seperti ini, janganlah bersusah hati. Jangan berpikir hidup sudah berakhir. Tuhan Yesus ada untuk kita semua, asalkan kita bertobat. Hidup harus terus maju dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” tegas pastor.

*Dua Pesan Utama: Berpikir Positif dan Makna Yubileum

Dalam renungan yang disampaikannya, Pastor Ambrosius menguraikan dua hal penting untuk direnungkan para tahanan. Pertama, ajakan untuk berpikir positif. Dengan merujuk pada teori kebutuhan dasar Abraham Maslow, pastor menekankan dua kebutuhan dasar yang sangat relevan bagi para tahanan, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan untuk hidup sosial.

Pastor mengajak mereka untuk berdamai dengan situasi yang sedang dialami:

“Kita semua memiliki kebutuhan akan rasa aman. Tidak perlu nyaman dengan siapa-siapa, yang penting nyaman dengan diri sendiri. Terimalah situasi ini dengan hati yang terbuka.”

Ia juga mengingatkan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu hidup sendiri. Bahkan di dalam ruang tahanan yang sunyi, manusia tetap membutuhkan dan memiliki relasi dengan orang lain, termasuk para petugas yang mendampingi mereka.

Pesan kedua berkaitan dengan makna Tahun Yubileum sebagai tahun penuh rahmat. Pastor Ambrosius menekankan bahwa kasih Tuhan lebih besar dari segala dosa, dan Tuhan tidak membeda-bedakan siapa pun.

“Kasih Tuhan tidak memandang warna kulit, bentuk wajah, atau masa lalu kita. Tuhan mengosongkan diri-Nya dan menerima kita apa adanya. Nama kita semua tercatat di mata-Nya.”

Berbagi Kasih dalam Kebersamaan

Usai perayaan Ekaristi, suasana kebersamaan semakin hangat saat tim Komkat berbagi kasih dengan menikmati snack sederhana bersama para tahanan, didampingi oleh dua petugas keamanan. Momen ini menjadi bentuk kehadiran gereja yang tidak menghakimi, tetapi merangkul dan menguatkan.

Sebagai penutup kunjungan, ketua Komkat Keuskupan Agats, Sr. M. Dorothea, FSGM, menyerahkan kenang-kenangan berupa kartu doa Rosario dan rosario kepada para tahanan Katolik.

“Ini kartu doa. Sekarang bulan Maria, kalian bisa gunakan kartu ini untuk berdoa rosario,” ujar suster sambil tersenyum.

Kunjungan ini tidak hanya membawa penghiburan dan harapan bagi para tahanan, tetapi juga menegaskan wajah Gereja sebagai ibu yang penuh belas kasih, yang hadir menyapa dan menguatkan setiap pribadi dalam segala situasi hidup.

1 people reacted on this

Leave a Comment